Rabu, 21 September 2011

dir. pendidikan


Cator Gagal Jadi Koruptor
Donny Arlen S

“Koruptor itu hebat! Penjaranya aja kayak hotel bintang 5, bisa liburan ke luar negeri, keren banget deh!!koruptor itu trend masa kini!!, ‘gak korupsi? gak gaul!!’ ” kira kira begitulah pemikiran Cator, seorang pemuda labil yang hidup di Negara surga para koruptor.
Cita citanya adalah ingin menjadi korutor paling kaya di Negara ini. Namun, nasib malang selalu menimpa dirinya, dia selalu gagal untuk korupsi semenjak kecil. Diapun trauma berat karena selalu gagal korupsi. Tetapi, saat beranjak remaja, dia kembali ingin menggapai cita citanya.   Dia pun langsung ingin menerapkan ilmu korupsinya!
Minimal 100.000!
Di Suatu hari yang cerah, Cator pergi ke kantor lurah untuk mengurus KTPnya
Cator     : Maaf Pak, KTP saya sudah selesai belum pak?
Pak         : Wah belom Pak, yang duluan masih banyak
Cator     : Yaudah, saya kasih 1000 ini aja Pak, buat uang rokok, tolong saya duluan ya Pak
Pak         : Ente ngasih duit rokok apa karcis wc umum?
Cator     : Oh maaf pak, maaf yaudah deh saya kasih 5000. Yang cepet ya pak
Pak         : Dihh!!! 5000 mau cepet! Taksi aje yang cepet 20000!?
Cator     : Yaudah Deh, Bapak nawar mulu nih…. 20000 nih pak!
Pak         : Emang ane supir taksi!? Dikasih 20000!!!
Cator     : Lah! Ini salah, itu salah, okelah mau Bapak berapa???
Pak         : 100000.!!Cash!!
Cator     : yah, saya adanya Cuma 50000 Pak, ni deh 50000 buat bapak….
Pak         : kagak. Kagak. Ente ini orang susah aja sok sokan nyedekahin orang.
                Nih ane kasih 100000! dasar orang susah! 100000 aja gak punya! Udah pulang sana!!
Cator     : ………………………………… makasih Pak………………………………………

Cator pun gagal menjadi koruptor
Sombongnya!??
Karena Cator jujur dan tidak korupsi, usaha Cator pun berkembang terus dan akhirnya dia menjadi pengusaha yang lumayan sukses. Namun, kesuksesan membutakan matanya dan dia ingin menyuap pejabat pajak untuk memuluskan segala usahanya….

Cator     : Permisi Pak, saya punya bisnis bagus pak, bla bla bla bla bla
Pak  Jak                : Terus apa urusannya sama saya?
Cator     : Saya minta pengertian Bapak untuk memperlancar bisnis saya ini Pak..
Pak Jak : Ehm….. Emang anda punya apaan mau nyuruh nyuruh saya??
Cator     : Ini Pak, 3 juta rupiah
Pak Jak : Astaghfirullah!!! lu sombong amat pamer pamer gaji! Gaji  gue 10 juta. Hayo mau apa lu?
Cator     : Bukan gitu maksud saya,,,aduh…,  yaudah 10 juta gimana??
Pak Jak : Ooh berani ye sama samain gaji sama gue.
                Dasar tukang tiru lu! Gue tuntut ke HAKI atas perkara sama samain Gaji!!
Cator     : (Loh emang apa hubungannya) Yaudah deh Pak, 30 juta dah gimana???
Pak Jak : (BRAAKKK)!! Keluar lu! Dasar orang gak tau diri! Pamer duit mulu sama gue ! keluar Keluar!!!
Cator     : Oke pak Oke Pak (kabur)

Cator pun gagal lagi menjadi Koruptor

Selasa, 20 September 2011

dir. pendidikan


Korupsi, Seluk Beluk & Upaya Pencegahannya
Oleh
(Ari Wibowo, Direktorat Pendidikan)

Saat kita menonton televisi di rumah, atau di kosan, pasti sering melihat berita tentang korupsi dan semacamnya. Ya, pembicaraan mengenai korupsi memang ada di mana-mana. Hampir setiap hari media massa selalu menyorot perkembangan terbaru berbagai kasus korupsi yang terjadi di negeri ini. Namun, apakah kita sudah tahu mengenai apa itu korupsi?
Korupsi, atau dalam bahasa Latin corruptio secara etimologis berasal dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok. Secara harfiah, korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus|politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar mencakup unsur-unsur sebagai berikut:
  • perbuatan melawan hukum;
  • penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana;
  • memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi;
  • merugikan keuangan negara atau perekonomian negara;
Selain itu terdapat beberapa jenis tindak pidana korupsi yang lain, di antaranya:
  • memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan);
  • penggelapan dalam jabatan;
  • pemerasan dalam jabatan;
  • ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara);
  • menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).
Perkembangan korupsi di Indonesia juga mendorong pemberantasan korupsi di Indonesia. Namun hingga kini pemberantasan korupsi di Indonesia belum menunjukkan titik terang melihat peringkat Indonesia dalam perbandingan korupsi antar negara yang tetap rendah. Hal ini juga ditunjukkan dari banyaknya kasus-kasus korupsi di Indonesia. Bagi banyak orang korupsi bukan lagi merupakan suatu pelanggaran hukum, melainkan sekedar suatu kebiasaan.
Sekarang, isu penting yang sedang mendera negeri ini, apalagi kalau bukan yang namanya korupsi. Sebut saja, kasus Wisma Atlet Sea Games dengan tersangka Nazaruddin, yang baru-baru ini menghebohkan seantero negeri. Nazaruddin yang sempat melenggang ke luar negeri itu akhirnya berhasil ditangkap oleh Interpol di Kolombia, sebuah negara nun jauh di Amerika Latin sana. Anehnya, sang istri sampai sekarang tak kunjung diketahui tempat keberadaannya.
Salah satu cara untuk meminimalisir tindakan korupsi yaitu pendirian Komisi Pemberantasan Korupsi. Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah komisi di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Cara lainnya yaitu dengan pemberian hukuman sesuai dengan undang-undang serta aturan yang berlaku. Hukuman untuk seorang koruptor di negeri ini memangberupa denda dan atau pidana. Selain hukuman pidana yang dapat dikatakan ringan, yang kemungkinan juga akan mendapatkan remisi pada saat-saat tertentu, juga tak ada sanksi sosial untuk seorang koruptor. Selama ini, sanksi sosial juga belum diterapkan untuk berbagai macam kasus korupsi tersebut. Sanksi sosial, menurut saya, lebih efektif untuk membuat koruptor tersebut jera daripada sanksi pidana taupun denda.


Sabtu, 17 September 2011

bapakmu politikus ya?

mari kita saling menjaga dan mengingatkan mulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga... ^_^

Jumat, 09 September 2011

e-Proposal

Agan/aganwati, ini e-proposal SPEAK

http://www.4shared.com/file/q295uSQ5/e-proposal_edit.html

Tolong dilihat dan kasih masukan ya

Makasih… J

Bangkit! Lawan korupsi!

_dir.ForPro_

Senin, 05 September 2011

Dir. Pendidikan

Korupsi, Ramadhan dan Idul Fitri

Galuh Setiawan

Rasanya telinga kita sudah kebal mendengar kata korupsi yang sering disebut oleh semua kalangan masyarakat sekarang ini. Banyak berita yang di muat maupun ditayangkan di media massa yang berbau korupsi, terlebih lagi akhir-akhir ini yang hampir selalu memuat berita korupsi yang dilakukan elit politik yang juga tak sedikit yang sekaligus menjabat di kursi pemerintahan ini. Miris sekali hati kita ini sebenarnya jika korupsi yang diidam-idamkan segera musnah dari bumi pertiwi Indonesia ini semakin menjadi-jadi, bangsa ini merindukan kemerdekaan yang benar-benar utuh penuh, bukan hanya merdeka dalam raganya saja, dari penjajahan bangsa lain tapi juga merdeka dalam jiwanya, dalam moral kepribadiannya untuk Indonesia Jaya yang kita impikan bersama.

Sebulan yang lalu telah kita lalui bulan Ramadhan, bulan penempaan bagi umat manusia, bulan kesempatan untuk memperbaiki diri, bulan yang dimana kebaikan ditebarkan. Banyak orang yang berlomba-lomba dalam kebaikan, perilaku buruk berusaha untuk dihilangkan dan kebiasaan baik coba diterapkan. Banyak hal yang diajarkan melalui bulan Ramadhan ini, salah satu diantara yang banyak itu ialah mengenai perilaku korupsi yang dimasukkan dalam kategori extraordinary crime.

Sudah seharusnya bahwa momentum Ramadhan sebulan yang lalu bisa digunakan untuk mengurangi bahkan menghentikan praktik korupsi, tapi bagaimana dengan kenyataannya saat ini? Mungkin masing-masing dari kita memiliki pernyataan yang bisa jadi berbeda, tapi yang sebagian kita ketahui masih ada saja praktik korupsi yang terjadi. Sepertinya korupsi tidak mengenal batasan ruang dan waktu, dimanapun dan mau bulan apapun bahkan bulan suci ramadhan kemarinpun banyak media penuh berisi tayangan perilaku korupsi beberapa orang yang kini semakin menjadi sorotan publik. Ironisnya, banyak pelaku dari praktik korupsi tersebut yang melibatkan orang-orang yang mengakunya beragama Islam, tapi entah Islam yang mana yang mereka maksud. Padahal semestinya semangat dan fungsi dari tiap ibadah salah satunya ialah untuk membentuk pribadi yang baik, berkualitas yang mampu menjadi manfaat bagi lingkungannya. Ramadhan mengajarkan agar jujur pada diri sendiri termasuk jujur dan bertanggung jawab terhadap tiap amanah yang kita emban.

Terlepas dari masalah kepercayaan seseorang, korupsi, penanganan dan perkembangannya sampai saat ini rasanya belum ada perubahan yang signifikan jika ditilik dari kasus-kasus korupsi yang terjadi akhir-akhir ini. Sepertinya penanganan korupsi, penegakan hukum yang dilakukan oleh lembaga-lembaga terkait selain tentunya dapat kita gunakan sebagai pembelajaran diri agar terjauh dari korupsi juga digunakan oleh “aktor-aktor” sebagi pembelajaran juga, pembelajaran negatif tentunya. Penanganan atas berbagai praktik korupsi dengan segala modus, trik dan tipsnya pun menjadi celah untuk membuat inovasi dan kreasi baru dalam praktik korupsi selanjutnya agar tak mudah terendus, hebat bukan? Dengan memanfaatkan jabatan dan kekuasaan yang dimilikinya beserta orang-orang yang dapat dijadikan tamengpun digunakannya. Lihat saja sekarang ini semakin banyak koruptor yang pergi ke luar negeri ( yang tidak mempunyai perjanjian bilateral dengan Indonesia kebanyakan ) dengan berbagai alasan, mulai dari inilah, itulah dan yang paling populer tetap alasan “kesehatan”. Hitung saja berapa tersangka koruptor yang pernah pergi ke luar negeri, ada yang bisa dibawa kembali dan banyak yang tidak. Padahal dulu, jarang sekali koruptor yang kabur ke luar negeri. Setidaknya menurut pantauan ICW, ada 45 koruptor yang kabur ke luar negeri selama sepuluh tahun terakhir, 20 diantaranya ke Singapura.

Melihat kenyataan bangsa ini yang masih cukup menyedihkan dengan masih bisa berlenggang bebasnya para koruptor dan praktik korupsi yang ada sudah seharusnya kita bersama- sama mencoba dan berusaha memperbaiki kedadaan ini. Berselang setelah berlalunya Ramadhan, kini saatnya kita sampai pada hari kemenangan. Idul Fitri, dimaknai sebagai kemenangan, kemenangan terhadap hawa nafsu, keburukan dan semuanya yang berkonotasi negatif . Idul Fitri juga dapat dimaknai dalam artian “kembali suci”, dengan maksud bahwa manusia kembali kepada fitrahnya, terlepas dari kepentingan duniawi yang buruk. Tak ada salahnya kita mulai memanfaatkan momentum Idul Fitri kali ini dan selanjutnya agar tidak hanya untuk memperbaiki hubungan kita dengan Sang Maha Agung, Tuhan semesta alam, tapi jua dengan memperbaiki hubungan horizontal kita dengan sesama dan memperbaiki bangsa ini untuk lebih baik. Marilah kita manfaatkan nilai-nilai serta spirit dari Ramadhan dan Idul Fitri yang baru saja kita lalui ini untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita agar tercipta Indonesia yang lebih baik, sehingga korupsi bukan lagi menjadi seperti udara yang terhela tetapi menjadi seperti jarum dalam jerami dan mungkin alangkah lebih indahnya jika kita tidak mengutamakan mengangkat bicara kepada para koruptor ataupun para pejabat dan pemimpin yang korup.

Bagaimana mungkin engkau akan mampu
menggantikan mereka dengan lebih amanah,
jika engkau tidak lebih santun,
tidak lebih sabar,
dan tidak menarik bagi mereka
untuk mengikuti keindahan sikap,
tutur, dan perilakumu?

Teladankanlah kebaikan hatimu.

Mario Teguh

Indonesia bebas Korupsi, We can Stop CORRUPTION

Bukan suatu hal yang mustahil untuk diwujudkan, meskipun kini hanya berupa mimpi,

Tapi jangan hanya bermimpi!!! Bangunlah !!! Wujudkanlah!!!

JANGAN Tertidur Lagi!!!

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432H, Taqobalallahu Minnaa wa Minkum Shiyamana wa shiyamakum, Minal ‘Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir Batin

(Dir. Pendidikan)

Kamis, 01 September 2011



Dir. Pendidikan

Serukan Semangat Ini

IIS SETANI

Bumi kita menangis, Bumi kita tersakiti

Terinjak oleh kezaliman khalifah negeri ini

Mereka yang

Sudi mencium bau-bau haram

Demi perut buncit itu

Mereka yang

Sudi menjilat sepatu licin para penguasa

Demi mengisi lapar nafsu dunia belaka

Kenikmatan negeri ini

Tak kan terhirup rakyat kecil

Yang hanya kenal pacul dan bau tanah

Tak kan termakan oleh mulut-mulut kecil

Yang mengais pinggiran jalan

Tak kan mulus disentuh oleh tangan-tangan jujur

Yang mencintai negeri ini

Semua karena tangan-tangan busuk itu

Semua karena manusia-manusia kotor itu

Semua karena orang jujur tak mampu lagi berbuat jujur

Semua karena korupsi

Muak akan korupsi

Benci akan korupsi

Katakan haram untuk korupsi

Cabutlah ia sampai ke tulang-tulangnya

Bersihkanlah ia sampai ke hatinya

Bangkitkan semangat antikorupsi

Serukan semangat ini sampai ke seluruh penjuru negeri