Change! Why Not ?!
Anti Korupsi? Sepertinya kata ini sudah sering kita dengar, apalagi akhir-akhir ini berita tentang korupsi banyak yang di ekspose ke media massa. Melihat data dilapangan bahwa tindak pidana korupsi yang terjadi tidak sedikit, dan kadang sampai sudah membentuk suatu jaringan yang kokoh hingga disebut mafia korupsi. Untuk itu, kita pun sebagai mahasiswa yang Antikorupsi juga harus saling merapatkan barisan dan saling mengingatkan bahwa kita sebagai Agent of change memiliki peran yang besar terhadap kehidupan bangsa ini.
Sebelum kita membahas lebih jauh lagi mengenai korupsi, lebih baik kita bahas keseharian kita dahulu sebagai bagian dari masyarakat yang notabene sudah memiliki pengetahuan yang memadai.
Berbicara tentang Antikorupsi bukan berarti hanya berteori, kita juga harus dapat mempraktikannya dalam kehidupan keseharian kita, baik di kuliah maupun dalam pergaulan bermasyarakat. Untuk itu jangan hanya berteori, tapi harus dibarengi dengan praktik. Tentu kita pernah mendengar ungkapan seperi ini “practice makes perfect”. Yap, benar sekali, mempraktekkan/melakukan apa yang telah kita pelajari itu akan menambah khazanah ilmu pengetahuan kita, sehingga pekerjaan yang kita lakukan mendapatkan hasil yang maksimal.
Untuk itu, sebagai mahasiswa, kita pun harus dapat mempraktekkan teori-teori Antikorupsi tersebut dengan 3M (Seperti yang AA Gym katakan); mulai dari diri sendiri, mulai dari hal-hal yang kecil, dan mulai dari sekarang.
Pertama, mulai dari diri sendiri. Yap, tentunya perubahan itu harus kita lakukan mulai dari dalam diri kita sendiri. Pernah denger cerita tentang orang yang sejak kecil ingin mengubah dunia? Ya, orang tersebut memiliki cita-cita yang tinggi, cita-cita yang mulia! Tetapi sampai ia renta, ternyata dunia tidak berubah. Setelah ia berkontemplasi, ternyata kesalahannya terletak pada awal dari rencana perubahan tersebut. Ia ingin mengubah dunia ini menjadi lebih baik, tetapi ia lupa untuk mengubah dirinya sendiri menjadi lebih baik. Bagaimana kita bisa mengubah dunia jikalau mengubah diri sendiri pun kita tidak bisa?. Apa yang terjadi? Bukan berarti Tuhan tidak merestui pekerjaan mulia, tetapi Dia ingin agar kita tidak melakukan sesuatu melebihi kemampuan kita. Bukankah suatu kaum tidak akan berubah kecuali kaum tersebut yang mengubahnya?. Ya, Dia ingin agar kita menuntaskan pekerjaan setahap demi setahap sesuai dengan kemampuan kita. Setelah kita berhasil mengubah diri sendiri, lantas kita dapat membesarkan lingup sasaran kita, contohnya keluarga. Setelah tahap demi tahap itu terlewati, baru lah kita memiliki cukup “power” untuk mengubah dunia ini.
Kedua, mulailah dari hal-hal yang kecil. Coba perhatikan, berapa banyak orang yang gagal hanya karena mereka mengabaikan hal-hal yang kecil? Bukankah sesuatu yang besar itu dimulai dari kecil? Kita pun pasti pernah mendengar ungkapan ini “sedikit-sedikit, lama-lama menjadi bukit”. Ya, sesuatu yang dilakukan secara terus menerus walaupun sedikit, akan memberikan pengaruh yang besar dibandingkan dengan melakukan hal yang besar dalam sesekali waktu saja. Mungkin kita dapat mentransformasikan ungkapan ini dalam kehidupan kita sebagai berikut, mulailah memberantas korupsi dengan berprilaku disiplin. Mungkin ini hal yang sepele, tapi memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kemajuan suatu negeri. Coba kita perhatikan keseharian kita, dalam sebulan, sudah berapa kali kita terlambat datang kuliah? Sudah berapa banyak orang yang telah kita buat menunggu dalam bulan ini? Sungguh, dengan mendisiplinkan diri, maka kita dapat membantu negeri ini dari keterpurukan.
Ketiga, mulailah dari sekarang. Tentunya, rencana yang besar sekalipun, apabila tidak dilaksanakan akan percuma, malah hanya buang-buang waktu saja. Begitu juga dengan kita, percuma saja kita menyuarakan perubahan tetapi kita sendiri belum melaksanakan. Rencana hanya sebatas tulisan diatas kertas, tidak ada follow up, apalagi hasil yang dapat dirasakan. Dalam Fisika, kita pun mengetahui bahwa friksi (gaya gesek) statis lebih besar dari pada friksi dinamis. Alam pun telah menunjukkan kepada kita, bahwa, memang memulai sesuatu itu memiliki rintangan yang berat, tetapi bukan berarti kita harus tunduk pada rintangan tersebut. Yang harus kita lakukan adalah mempersiapkan energy kita untuk menembus berbagai rintangan tersebut. Impossible is nothing as long as we keep trying our best!
Oleh karena itu, marilah kita tunjukkan bahwa kita ini memang Agent of Change, jangankan mengubah bangsa ini, mengubah dunia ini pun kita bisa. Tetapi sebelum memulai perubahan besar tersebut, marilah kita mengubah diri kita terlebih dahulu.
Rizki Wibias A M
Bekasi, 11 Agustus 2011
gambar oleh Yudanto Dwi Nugroho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar