Sangat lah bagus
bergabung dalam komunitas anti korupsi seperti ini. Walaupun baru 100-an dari ribuan
mahasiswa STAN, tapi ini adalah langkah yang bagus. Memang tidak semua
mahasiswa STAN dapat ikut kelompok ini, tapi ini tidak berarti orang yang tidak
ikut pro dengan korupsi, atau tidak antikorupsi. Mungkin mereka sibuk dengan
kegiatan mereka atau mereka punya cara sendiri.
Menjadi
anti korupsi dapat anda lakukan tak hanya di lingkungan kampus ketika menjadi
mahasiswa, tetapi juga ketika menjadi pegawai kementerian keuangan. Perlu
diketahui ada juga Pak Bambang Priyatna yang juga aktif membentuk komunitas
anti korupsi di kalangan pegawai Kementerian Keuangan. Ketika anda pegawai pun
tawarab diperbantukan di KPK selalu ada setiap tahunnya. Silakan anda mengambil
bagian di sana.
Integritas
Bicara
soal integritas, ketika seorang profesor dari Belanda ditanya “Bagaimana supaya
kita mempunyai integritas” menjawab :
“Bagi saya, Integritas adalah bagaimana
anda menjaga pikiran anda, ucapan anda dan perbuatan anda secara sama”
Ya,
seperti seorang penceramah agama. Ketika ia berceramah tentang sesuatu, ia dituntut
untuk melakukan apa yang ia katakan ataupun mengatakan apa yang dia lakukan.
Apa yang dia ucapkan menjadi pengikat bagi dirinya.
Dan
seperti halnya sebuah iman. Integritas juga merupakan hal yang fluktuatif.
Kadang ia naik, kadang pula ia turun. Lingkungan juga sangat mempengaruhi.
Anda
tidak dapat membayangkan, lingkungan tempat anda bekerja adalah tempat yang
sangat nyaman. Ia sangat mudah berubah, tergantung konsidsi.
Korupsi
Korupsi di kantor itu
ada. Memang jarang dibahasa dalam dialog-dialog interaktif seperti ini. Tetapi
bentuknya adalah ‘tau sama tau’, dari atas dan di bawah tinggal menikmati.
Kita
ambil contoh, dahulu di Pajak/ BC, 2 atau 3 tahun bekerja seseorang sudah mampu
membeli mobil. Semua tau itu tidak benar, tapi sudah dianggap hal yang biasa.
Kalau
saya (red. Bapak Kuwat Slamet) lulus pada tahun 1992 dan ditempatkan di BPPK
yang merupakan lahan kering.
Ketika
saya berada di melboune yang memiliki indeks korupsi baik, merka berkata :
“Rumah kami tidak sepenuhnya bersih. Tetap masih ada oknum. Tapi kami
menjaganya dengan sistem yang ketat.”
Kita
bisa menciptakan sistem yang baik di Indonesia. Tapi ini susah dilakukan dalam
jangka dekat. Karena sudah jadi kebiasaan. Misalnya di departemen agama,
korupsi sudah ada sejak tahun 80/90 an.
Bahkan kata salah satu auditor yang kemudian berpindah menjadi
widyaiswara berkata :
“Kalau departemen yang mengurusi agama
saja sudah begitu, bagaimana dengan departemen yang lain”
Ada juga yang berkata :
“Jika kalian ingin merampok, rampoklah pegawai
pajak. Karena ia tidak akan melapor polisi”
DJP
Pada
tahun 2003 saya ditawari ke KPK dan tahun 2007/2008 saya (red. Bapak Kuwat
Slamet) ditawari bekerja di DJP. Ini adalah tawaran kedua setelah tahun 1993
juga diawari di Bea Cukai tapi saya tolak.
Bahkan
ketika di tawari lagi untuk ke pajak, tetap tidak mau. Dari 12 orang yang
ditawari semuannya menolak.
Kondisi
seperti itu akan anda temui dan anda rasakan. Jadi yakinkan diri anda. Karena
semua berpeluang untuk melakukan hal yang tidak baik.
Jika
anda berada di kolam yang hitam, maka jangan pergi dari kolam itu menuju kolam
yang telah bersih. Jadilah gradasi warna putih di sana. Dan lakukan perbaikan,
hingga kolam itu semakin bersih.
Integritas
anda akan di uji dimasa depan. Maka pikiran anda, ucapan anda dan perbuatan
anda harus serasi, dalam hal kebaikan tentunya.
Pesan
saya, Jangan Pernah menyerah melihat kondisi yang ada di hadapan anda. Semoga
anda mendapatkan suasana yang kondusif. Aamiin. J
Pembicara : Kuwat Slamet